Laporkan Penyalahgunaan

Arsip

Translate

1minggu1cerita
Blogger Perempuan

Tertidur dan denda 50 Euro di bus kota Roma

12 komentar




Puas lihat-lihat dan nongkrong di sekitar Basilika santo Petrus kami hendak melanjutkan perjalanan ke Koloseum. Di dekat Basilika santo Petrus sebenarnya ada bus wisata keliling Roma yang bisa kami naiki dengan membayar sejumlah Euro, namun kami memilih bus kota agar lebih merasakan keseharian kota Roma. Cukup lama juga kami menunggu bus itu. Em sampai sempat ngomel-ngomel karena bosan. Saya diam saja karena lelah. 
 

Tempat menunggu bus nomor 40 tujuan Koloseum
Menanti bus kota ke Koloseum
Dari Santo Petrus ke Koloseum, kami harus naik bus nomor 40, dari ujung jalan di depan basilika. Kami buru-buru naik setelah bus datang, dan mendapatkan tempat duduk paling belakang. Saat itu penumpang padat, hingga kami duduk memangku ransel dan koper. Saya memejamkan mata sejenak untuk mengusir lelah.

Sebelum mata terpejam, saya sempat lihat di kaca diatas supir, kalau pak supir itu memperhatikan kami. Tapi rasa lelah mengalahkan rasa ingin tahu saya.

Rasanya belum lama bus berjalan, suara tegas seorang lelaki dalam bahasa Inggris tiba tiba membangunkan saya. "Excuse me madam, can I see your pasport and ticket please?".

Dua pria berseragam biru tua yang sepertinya supir bus serta kondektur berdiri di depan kami. Penumpang yang sudah banyak berkurang memandangi kami dengan tampang ingin tahu. Semacam muka kepo versi Italia gitu deh #apasih.
 
Tergagap dan bingung, saya buru-buru mengeluarkan paspor. "Ada apa ini?" tanya saya nanar. Partner saya, Em, juga mengeluarkan paspor sambil mengatakan kami punya tiket bus. "Anda harus menstempel tiket anda ke mesin itu, madam", jelas si kondektur setelah memeriksa paspor dan tiket kami. "Anda kami denda masing masing 50 euro karena tidak langsung menstempel tiket saat naik", katanya sambil mengeluarkan buku berukuran sedang dengan lembaran-lembaran merah muda. 

Saya dan Em langsung pucat. Terbata Em berusaha menjelaskan kelelahan kami sebagai turis hingga lupa segera menstempel tiket. Ia juga bertanya apa ada keringanan bagi turis untuk kelalaian semacam ini. Tapi tak berhasil. Pak supir bus malah marah, mungkin berpikir ia hendak disuap. 
 
Untunglah rekannya, yang saya asumsikan sebagai kondektur, melerai. "Baiklah madam, kalau mau bayar tunai saat ini, anda berdua hanya kami denda 50 euro saja karena tiket dipegang oleh salah satu dari anda, dan kami anggap anda madam (sambil memandang saya) tak sengaja melanggar. Kalau bersikeras tak mau bayar, anda berdua kami bawa ke kantor bus dan harus bayar full 100 euro serta mengisi beberapa formulir". 

Lemas, saya dan Em langsung mengiyakan. Tak lupa Em minta bukti kuitansi pembayaran. Pak supir bus nomor 40 Roma menulis kuitansi dengan muka cemberut. Mungkin ia tersinggung, merasa dianggap 'nodong' wisatawan. "Asal anda tahu, ini denda resmi", katanya tegas sebelum berlalu dengan lembaran 50 euro, meninggalkan kami berdua yang masih syok. 

"Silahkan stempel tiket anda berdua madam", perintah si kondektur sambil mengawasi saat saya memasukan dua lembar tiket kecil ke mesin stempel. Sekarang di tiket kami tertera tanggal dan jam saat stempel. "Tiket anda bisa dipergunakan untuk naik bus lagi dalam 100 menit kedepan dengan tujuan manapun, dan satu kali naik kereta bawah tanah", katanya mengingatkan.

Koloseum Roma Italia
Koloseum Roma


Karena masih syok dan termangu meratapi nasib akibat denda dadakan tadi, Koloseum pun terlewat dan kami terbawa bus sampai terminal. Terpaksa kami turun di terminal dan menunggu bus sebaliknya ke arah Koloseum.

Makan waktu juga menunggu bus itu. Begitu bus datang dan kami naik, kami langsung stempel tiketnya. Takut kalau-kalau ditegur atau kena denda lagi.

Em, partner jalan saya, gusar karena ditegur di depan umum, 50 euro melayang dan kehilangan waktu bolak balik naik bus. Untunglah gusarnya hilang begitu Koloseum tampak di depan mata. "Preman Jawa kalah sama mafioso", guraunya kecut.

Di Koloseum, saat itu untuk masuk ke dalam lumayan antri. Kami memilih foto-foto kesana kemari. Sempat ingin berfoto dengan orang yang pakai kostum gladiator dan sejenisnya disitu. Tapi setelah tanya harganya ternyata mahal banget. Gak jadi deh.

Puas foto-foto di sisi Koloseum, akhirnya kami duduk di salah satu sudut jalan di dekat Koloseum sambil makan es krim dari gerai es krim di sebuah mobil.

Rasanya ingin saya coba semua es krim yang terlihat di depan mata. Warna warninya sungguh menggugah selera. Apalagi saat  itu siang lumayan terik.  Rasa enaaaak banget es krimnya saat itu. Saya coba dua macam es krim, salah satunya warna hijau, rasa mathca kalau tak salah, dengan taburan kacang pistachio. Mmmmm...mama mia lezato.

 

Things to remember from Roma's trip:

1. Jangan main main soal waktu dengan orang Italia, terutama pengelola penginapan, kalau tak ingin diomeli. Orang Italia sangat menghargai waktu bersama keluarga, jika sudah waktunya off kerja, mereka akan tutup dan pulang. Jadi jika waktu kedatangan anda meleset, informasikan pada mereka. Jika tidak, kemungkinan besar kamar anda dibatalkan sepihak.

2. Pastikan pulsa telepon terisi, dan email tetap aktif, supaya bisa selalu berkomunikasi dengan pihak hotel. Telepon umum koin, uang kertas atau kartu juga saat itu saya lihat masih banyak saat saya berkelana di Roma, yang penting anda punya nomor lokal tempat tujuan dan tak salah memasukan kode wilayah.

3. Stempel tiket bus segera setelah naik. Lupa sesaat tak sebanding dengan denda 50 euro. Alat berbentuk kotak untuk menstempel atau memvalidasi tiket bus biasanya ada di dekat pintu masuk depan atau belakang bus.

Pesiarsiar
Yumi, tukang pesiar yang suka menulis, membaca, menonton film dan bikin video. Potterhead garis keras. Alumni kampus biru Yogyakarta. Sekarang tinggal di Jakarta. Kemana-mana kalau bisa lebih pilih naik kereta. Suka warna senja.

Related Posts

12 komentar

  1. Hahahaa..dendax ga kira2 ya,yeng..
    Lengkaplah pengalaman dirimu.. Kena ngomel sampe kena denda! :D
    Tp sepadan dgn nikmatx perjalanan ke roma dong..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman memang mahal :)) Bisa buat ongkos hotel semalam tuh.

      Hapus
  2. gak jadi kena 100 euro, tapi 50 euro juga lumayan sih :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan bangett. Ongkos makan 5x tuh :)

      Hapus
  3. Wah saya baru tau nih denda kaya gini, terimakasih tips2nya mba, ditunggu pengalaman selanjutnyaaa

    BalasHapus
  4. 50 euro lumayan g sih .. duh gara2 capek habis keliling hahahhaa....wah kapan bisa jalan2 macam gini hejehe

    BalasHapus
  5. Wah, lumayan ketat juga ya pengawasan di Italy ya mba, dulu aku pernah juga ga stempel tiket di Belgium, untung ga diperiksa haha. Anyway, makasih info nya mbak. Semoga suatu saat juga bisa ke Italy.

    BalasHapus
  6. Wahh keren ya pernah punya pengalaman ke Eropa. Jadi pengen ke sana. Tapi tidak ingin kena dendanya. Hehe

    BalasHapus
  7. Hihi. Pengalaman yang sungguh nice, Mba. Disiplin dan ketegasan yang patut dicontoh, ya. Kalau saya misal berada di pihak kondektur klo lupa gitu saya masih bisa kasih toleransi karena alasan lupa. Tapi ya balik lagi ya. Kalau nggak dimulai dengan ketegasan bisa-bisa kejadian serupa terulang.

    BalasHapus
  8. Udah mah kaget karena dibangunin pak sopir, dapet 'bonus' denda juga ya. aiiih, tapi terbayar ya kak sama jalan-jalannya. Kalau nanti main ke sana, ini pelajaran berharga banget nih buat saya. Mana tau bisa sampe ke sana ya mainnya.

    BalasHapus
  9. Wah, dendanya lumayan ya kalau diconvert ke rupiah. Anyway, Koloseum masuk bucketlist aku nih mba, gara2 nonton film Gladiator. Semoga bisa ke sana kapan-kapan :)

    BalasHapus
  10. Wah, saya suka baca cerita kakak. Ternyata disana harus siap sedia dan usaha tidak lupa ya, kena denda memang nggak enak banget. Ditunggu kak cerita lainnya.

    BalasHapus

Posting Komentar