Laporkan Penyalahgunaan

Arsip

Translate

1minggu1cerita
Blogger Perempuan

Mencicipi Nasi Bunga Telang Di Mandira's Garden, Menu Sehat Dari Kebun Organik Di Kemang Jakarta Selatan

3 komentar

 

Suasana malam Di Mandira's Garden Cafe Kemang


“Ulang tahun nanti, kamu mau kita makan-makan apa? Mau nasi kuning ?” tanya saya pada si bocah.  “Ah, nasi kuning, bosan. Ada nasi warna biru gak?”  Tanya si bocah sedikit ragu. Hanya butuh waktu sebentar untuk prosesor di otak saya bekerja sebelum ‘Ting!’, lampu kecil di benak saya menyala. Pertanyaan si bocah bikin saya teringat pada sebuah tempat makan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, yang punya kebun organik dan menu nasi dengan warna tak biasa. Mandiras’s Garden, punya menu makanan sehat unik dengan nasi berwarna biru!


Nasi biru Mandira's Garden Kafe Kebun Organik di Kemang
Nasi bunga telang

Saya tak sengaja menemukan salah satu foto Mandira’s Garden saat ‘jalan-jalan’ alias berselancar di Instagram. Foto rumah kecil berpintu merah dengan taman hijau rimbun dan bunga warna warni, menarik saya untuk menjelajah lebih lama di laman instagram tersebut.

Ternyata rumah berpintu merah itu hanyalah bagian kecil dari kafe Mandira’s Garden. Ada ruang makan di dalam bangunan rumah besar yang jadi kafe sekaligus toko. 

Ada juga bangku-bangku dan meja kayu di ruang terbuka, dengan aksen kursi meja besi merah menyala di tengah-tengahnya.

Cantiknya foto instagram membuat saya penasaran. Begitu ada kesempatan, saya membawa rombongan keluarga pergi ke kafe di Kemang ini. Oya, restoran kafe dengan konsep from farm to table ini hanya bisa didatangi dengan perjanjian, karena pengunjungnya dibatasi perhari. Jadi sebelum datang, harus resevasi dulu via Whatsapp.

Dari jalan raya nama kafe ini tak terlalu terlihat. Hanya tulisan sederhana di tembok putih. Kami sempat terlewat dan harus putar balik.

Halamannya yang cukup luas untuk parkir mobil membuat tulisan di dinding nyaris tak terbaca dari jalan raya. Turun dari mobil di parkiran, lalu masuk ke halaman depan, ada beberapa bangku dan meja kayu di sekitar sebuah taman kecil. Mata saya jelalatan mencari pemandangan seperti yang ada di foto instagram Mandira’s Garden. Tapi kog, ga ada?

Kami baru saja duduk di bangku-bangku tersebut, ketika seorang staf buru-buru menghampiri. Ia memberitahu bahwa kafe yang kami maksud ada di halaman dalam. “ Masuk lewat pintu kecil itu mbak”, katanya menunjuk sebuah pintu kayu kecil.

Bergegas kami pindah ke arah yang ditunjuk. Melewati pagar berpintu kecil itu barulah saya mengenali bangku-bangku kayu dengan aksen bangku meja besi merah menyala dari foto. Rumah kecil berpintu merah dengan taman rimbun yang membuat saya penasaran, ada sebelah kiri pintu masuk tadi.

Sudah beberapa lama masuk ke dalam area kafe,  saya baru menyadari ternyata kafe itu sepi sekali. Mungkin karena sedang pandemi. Atau mungkin karena kami datang usai senja. Dalam hati saya bersorak, “Baguslah sepi”.  Jadi tak perlu parno mengingat ini masih masa pandemi.

Kami seolah menyewa satu halaman kafe beserta ruang dalamnya untuk kami sendiri. Serasa private dining party! Belakangan saya diberitahu salah seorang staf kafe kalau tempat itu lebih ramai saat pagi hingga sebelum hari gelap.


Kafe Kebun organik Mandira's Garden


Keluarga saya langsung memencar ke semua meja dan bangku yang ada di halaman. Pot-pot bunga kecil dan tanaman herbs menghiasi sepanjang tembok pagar dan dinding kafe. Patung rusa, rumah burung, dan beberapa detil lain di rumah merah kecil membuat kami heboh foto-foto.

Meski sudah malam, lampu berwarna kuning di halaman dengan hiasan lampu-lampu gantung kecil cukup terang dan bikin foto jadi menarik. Rumah kecil berpintu merah di pojok halaman, hanya mencapat cahaya lampu yang temaram, namun tetap cantik dalam foto malam hari. Hanya saja tanaman apa yang ada di kitchen garden halaman rumah kecil itu jadi tak begitu jelas terlihat.




Rumah kecil berpintu merah di Mandira's Garden


Sementara yang lain meneruskan keinginan narsis dan eksis, saya melongok ke dalam kafe, mencari pelayan. Melewati foyer, ada hiasan warna warni menyambut di dekat pintu.

Di dalamnya, semacam toko kecil berkonsep health store menggelar macam-macam sayur organik dan juga beberapa macam buah-buahan. Saya lupa ada buah apa saja saat saya datang.



Mandira’s Garden mengklaim mereka hanya memasak makanan dari bahan yang dipanen dari kebun organik mereka sendiri. Entah apakah semua bahan merupakan hasil tanam sendiri ataukah hanya sebagian saja. Mungkin apa yang mereka jual itu juga hasil panen mereka. 

Memang kalau diulik dari foto dan video di akun instagramnya, Mandira’s  Garden punya kebun sayuran dan bunga organik. Bunga dan herbs dalam pot-pot kecil yang berjajar rapi di sepanjang tembok diluar itu juga ternyata bisa dibeli.

Saat memilih menu makanan, seperti tujuan semula, saya memesan nasi biru yang saya lihat di foto. Mandira’s Garden menyebut list menu mereka sebagai ‘No Menu’ cafetaria,  karena apa yang tercatat mungkin saja tidak ada, yang tersedia biasanya disesuaikan dengan panen mereka.

Untungnya nasi biru yang jadi incaran sedang tersedia saat itu. Sebenarnya ini semacam nasi rames, dengan lauk sayuran tumis, sayur segar, dan 1 macam protein yang bisa dipilih apakah ayam goreng, ikan goreng atau daging empal. Warna biru pada nasi berasal dari bunga Telang atau butterfly pea.

Waktu pesanan datang, penampakannya cantik, bikin acara foto makanan jadi sedikit lebih lama, karena yang mau fotoin si nasi biru ini bukan saya saja. Menu nasi biru telang pesanan saya dilengkapi empal goreng, urap, daun slada, tumis tempe buncis, bakwan, dan sambal. Sepotong kecil bunga telang jadi garnish sekaligus lauk. Saat dicoba, paduan si nasi biru dan lauk pauknya terasa pas, tak mengecewakan.


nasi bunga telang Mandira's Garden Kemang
Nasi bunga telang dan nasi goreng Mandira's Garden Kemang


Ngomong-ngomong soal nasi biru yang diwarnai dari bunga telang, dalam bahasa Indonesia ternyata bunga telang memiliki beberapa nama atau sebutan. Menurut situs web Katadata.co.id, bunga telang:

Secara ilmiah dikenal sebagai Clitoria ternatea dan memiliki warna biru cerah yang khas. Tanaman ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Dalimartha dalam “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia” menyebutkan, bunga telang dikenal sebagai bunga biru atau bunga kelentit di daerah Sumatera. Di Jawa, bunga telang disebut kembang teleng atau menteleng. Sedangkan di Sulawesi disebut bunga talang atau bunga temen raleng, dan di Maluku disebut bisi atau seyamagulele. 

 Source: Katadata.co.id  10 Manfaat Bunga Telang untuk Kesehatan Otak hingga Jantung

Selain sebagai tanaman hias, bunga telang digunakan dalam resep masakan. Situs Katadata yang mengutip Journal of Pharmacological Reports juga menyebut bahwa bunga telang adalah bahan umum dalam resep berbasis nasi, seperti nasi kerabu di Malaysia dan kue beras di Singapura. 

Bunga Telang bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, namun umumnya dikonsumsi dalam bentuk teh telang atau blue tea.

Caranya, bunga telang kering atau segar diseduh dalam air panas atau dingin. Dapat ditambahkan pemanis semacam madu atau gula cair seperti yang kami nikmati di Mandira's garden.

KataData juga menyebutkan bahwa Penelitian Budiasih dalam “Kajian Potensi Farmakologis Bunga Telang (Clitoria ternatea)” menemukan potensi bunga telang sebagai antioksidan, antibakteri, anti inflamasi dan analgesik, antiparasit dan antasida, antidiabetes, anti-kanker, antihistamin, immunomodulator, dan potensi berperan dalam susunan saraf pusat.

Selain nasi biru, kami juga pesan salad yang dihidangkan dalam wadah semacam wajan kecil.  Tentu saja ada bunga telang juga dalam salad ini. “ saladnya enak banget, puas deh makan sayur segar sebanyak itu”,  kata tante bungsu saya yang memang sudah ‘ngidam’ salad dari beberapa hari sebelumnya.

Butterfly Pea Salad Mandira's Garden
Butterfly Pea Salad


Untuk nasi rames lainnya, menu sayurnya sama saja dengan nasi biru, hanya pelengkapnya adalah ayam goreng. 6

Nasi Rames Mandiras Garden Kemang


Nasi bakarnya, kalau kata tante saya yang lainnya lagi, rasanya relatif standar. Tante saya yang satu ini memang pintar masak, sering masak nasi bakar juga, jadi mungkin nasi bakar kali ini kurang cocok di lidahnya. 



Untuk melengkapi makanan kami tentu pesan minuman dong. Jus kale pisang yang saya pesan, rasanya  sedikit manis, mungkin pisang yang digunakan memang yang jenis manis. Porsinya sedikit kalau untuk ukuran saya yang memang doyan minum jus atau green smoothies. Kalau jus bit, jus mangga dan lainnya di Mandiras's Garden rasanya seperti jus tanpa gula umumnya. 

Yang istimewa adalah minuman teh telangnya atau butterfly pea ice tea. Saat datang, gelas besar itu berisi cairan berwarna ungu tua. Ada gula cair di wadah kecil putih dan sepotong jeruk nipis sebagai pelengkap.

“Nanti saat gulanya dicampurkan lalu ditambah perasan jeruk, minuman ini akan berubah warna jadi biru”, jelas pelayan yang mengantarkan pesanan.

Wah, kayak sulap dong? Kami langsung antusias mencoba. Dan benar ternyata, begitu semua cairan itu dicampurkan ke dalam gelas, minuman berwarna ungunya memudar menjadi biru. Kalau kalian penasaran bagaimana soal rasanya, menurut sepupu saya yang minum, rasanya semacam teh tapi lebih enak.

Makanan lain yang kami pesan adalah Spaghetti Bolognese. Makanan ‘bule’ ini lumayan enak, kata si bocah yang tetiba berubah pikiran dari pengin nasi biru menjadi spaghetti begitu ia melihatnya ada di menu.



Sebagai pelengkapnya kami juga coba kudapan yang tersedia saat itu, yakni pisang goreng dan bakwan. Ini semua juga rasanya enak. Meski harganya lumayan mahal untuk ukuran gorengan.



Secara keseluruhan, Mandira's Garden ini cocok untuk nongkrong santai sore-sore dengan keluarga atau teman. Suasananya homey dan ada area indoor serta outdoor. Buat yang suka konsep healthy food atau from farm/garden to table, makanan sehat dari hasil kebun organiktempat ini cukup recommended.

Sayangnya kami tak bisa lama-lama nongkrong di Mandira’s Garden. Kafe ini tutup jam 8 malam.  Sebelum pulang saya sempatkan beli beberapa bungkus rempeyek kacang tanah dan sayuran organik. Per 250 gram sayur yang saya beli, harganya Rp17500,-.

Ketika saya mendekati kasir untuk membayar, beberapa potong pie apel glutten free di balik kaca konter makanan di sebelah kasir seolah memanggil-manggil, minta turut dibawa pulang. Ah, sayang sekali, kalian sedang tak beruntung wahai pie-pie apel cantik. Malam ini saya sudah terlalu kenyang.

 

Pesiarsiar
Yumi, tukang pesiar yang suka menulis, membaca, menonton film dan bikin video. Potterhead garis keras. Alumni kampus biru Yogyakarta. Sekarang tinggal di Jakarta. Kemana-mana kalau bisa lebih pilih naik kereta. Suka warna senja.

Related Posts

3 komentar

  1. kemang memang banyak tempat hits dan kekinian
    dan asyik banget ada olahan bunga telang yang punya khasiat
    aku jadi pengen coba juga
    tapi sayangnya di sini engga ada

    BalasHapus
  2. Cateeeet duluuu :D. Aku sukaaaa tempat yg menjual makanan sehat begini mba, Krn memang sejak pandemi pun aku udah mulai menjaga pola makanm sesekali masih jajan, tapi palingan seminggu sekali. Udah lebih aware Ama masakan yg masuk ke tubuh :D. Cantiiik bangeet ini mah tempat nya. Tapi memang Kemang banyak sih tempat2 lucu begini. ❤️

    BalasHapus
  3. Dari dulu penasaran pengen makan nasi telang tapi belom kesampean. Ini tempat makannya bikin pewe ya, catet dulu aahh. Makasih infonyaa Kak

    BalasHapus

Posting Komentar