Laporkan Penyalahgunaan

Arsip

Translate

1minggu1cerita
Blogger Perempuan

Usaha Kios Kelontong yang Tak Lekang oleh Waktu

Posting Komentar

 


cuan kios kelontong

 

 

“Tante..mau belanja di kios!” demikian dulu teriakan anak-anak tetangga di depan rumah nenek di kampung halaman saya dulu. Nenek saya memang punya kios kelontong kecil yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sesehari semacam sembako dan berbagai jajanan kesukaan anak-anak. Waktu kecil dulu saya sering menemani nenek saya pergi berbelanja macam-macam barang sembako untuk dijual. Nenek nanti akan memegang 3 plastik besar berisi gula, tepung, sabun dan sebagainya yang relatif berat, sementara saya dengan dua tangan kecil saya, memegang 1 plastik berisi kopi, teh, biskuit dan semacamnya yang cukup ringan. Kami berangkat naik bemo, kendaraan umum di kota saya. Lalu pulangnya nanti kami kembali naik bemo. Kadang kami dijemput kakek dengan mobil jika beliau sudah pulang dari kantor. 

Masih ingat saya betapa beratnya plastik-plastik belanjaan itu. Bahkan ketika kami pulang dijemput pun, berjalan dari toko grosir ke parkiran mobil sambil membawa plastik besar belanjaan kios kelontong tetap saja berat, sampai meninggalkan tanda di jemari saya. Nenek saya juga pastinya lelah berbelanja seperti itu tiap minggu, tapi saya ingat ia tak pernah mengeluh karena ia memang suka berjualan di kios kelontongnya. 

Meski cuma kios kelontong kecil, tapi karena lokasi rumah nenek dekat dengan markas tentara, maka setiap ada pembukaan seleksi calon tentara, kios nenek akan ramai sekali dengan ratusan pelamar yang menunggu giliran tes. Wajah nenek akan makin ceria saat itu, karena cuan yang mengalir dari bergelas-gelas kopi, teh dan beragam snack yang laku dalam sehari. 

Selain dari gaji kantoran kakek, penghasilan nenek sebagai kang kueh alias menerima pesanan roti dan cake ditambah penghasilan dari kios kelontong itulah yang memastikan ekonomi rumah tangga kakek nenek saya dengan 10 anak bisa berjalan lancar. Setelah nenek saya meninggal, kios itu diambil alih tante saya. Sekarang ada 3 orang di keluarga saya di kampung yang membuka kios kelontong, meskipun mereka juga bekerja kantoran.

 

Bisnis sembako atau barang kebutuhan sehari-hari memang menjanjikan keuntungan yang relatif stabil. Namanya saja barang kebutuhan sehari-hari, pasti setiap orang perlu dan akan mencari. Jaman sekarang meskipun belanja online sudah marak, tapi the power of kios tetangga atau kios langganan di ujung jalan tetap belum tergantikan. Paling tidak, jika kepepet untuk belanja kebutuhan sehari-hari, pastilah kios terdekat yang jadi tujuan berbelanja, ya kaan.

Dengan kemajuan jaman yang serba digital sekarang, bisnis kios sembako ini pun makin mudah. Pesan barang  sembako secara grosir sekarang bisa lewat WA dan diantarkan. Bahkan kini ada aplikasi juga yang menawarkan kemudahan berbelanja bagi para pemilik kios sembako dengan harga grosir.

Kemarin saya sempat membaca mengenai aplikasi SuperAplikasi Super adalah aplikasi untuk kulakan barang kebutuhan pokok dengan lebih mudah dan murah bagi para pemilik toko atau kios kelontong. Aplikasi Super menawarkan kenyamanan kulakan berbagai macam barang kebutuhan pokok dan barang digital dalam 1 aplikasi dengan harga yang murah, bahkan gratis pengiriman. Pesanan pun akan dikirimkan dalam 24 jam. Di Super kita juga bisa mendaftar menjadi Super Agen, ini cara menambah penghasilan dengan cara mendata dan memasukan pesanan dari berbagai kios atau toko kelontong di sekitar kita ke Super.  Tak cuma itu, Super juga memberikan bermacam diskon yang disebut Super Bohay.

Bisnis Kios kelontong. Dok pribadi  
 

Harian Kompas menyebut, Aplikasi Super telah beroperasi di 17 kota di Jawa Timur. Perusahaan ini memanfaatkan platform logistik hyperlocal untuk mendistribusikan barang kebutuhan konsumen ke agen-agen dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pemesanan. Aplikasi Super juga bekerja sama dengan ribuan agen untuk mendistribusikan ribuan hingga jutaan barang kebutuhan setiap bulannya.

Rencana terdekat, Super ingin meningkatkan aktivitas mereka di Jawa Timur dan merambah ke provinsi-provinsi lain di daerah timur Indonesia.  Super juga disebut punya misi untuk menyediakan akses ekonomi yang setara bagi semua masyarakat Indonesia. Agar harga barang sembako di pelosok bisa sama atau tak jauh berbeda dengan harga barang serupa di ibukota.

Wah, semoga saja rencana Super untuk memperluas jangkauan mereka sampai pelosok itu, termasuk mencapai di kampung halaman saya juga. Jadi keluarga saya yang berbisnis kios kelontong, bisa ikut menikmati belanja super mudah. Cukup memesan sembako untuk kios mereka dengan harga grosir, langsung lewat aplikasi Super di hape, lalu duduk manis di rumah, dan barang datang keesokan harinya. Yang tak punya kios, bisa mendaftar jadi Super Agen, lalu menjualkan berbagai barang dari aplikasi Super. Mantap banget kan, bisa cuan dengan bisnis dari rumah saja. Tidak perlu lagi repot-repot berbelanja langsung ke toko grosir dan harus membawa sendiri kantong-kantong barang belanjaan yang berat ke rumah, seperti jaman saya kecil dulu.


 

 

Pesiarsiar
Yumi, tukang pesiar yang suka menulis, membaca, menonton film dan bikin video. Potterhead garis keras. Alumni kampus biru Yogyakarta. Sekarang tinggal di Jakarta. Kemana-mana kalau bisa lebih pilih naik kereta. Suka warna senja.

Related Posts

Posting Komentar