Laporkan Penyalahgunaan

Arsip

Translate

1minggu1cerita
Blogger Perempuan

Mengurangi Food Waste, 11 Tips Mudah Yang Bisa Kamu Lakukan

2 komentar

 

Apa itu food waste?

Pernah dengar petuah orang tua, "habiskan makananmu"? Meski ini petuah yang sudah kita dengar sejak kecil, namun tidak selalu kita dilakukan, hingga sering menimbulkan sampah makanan, limbah makanan alias food waste.  

Belakangan banyak orang bahas tentang food waste, sebenarnya apa sih yang disebut  food waste? Food waste merupakan pangan yang sebenarnya masih berkualitas baik dan bisa dikonsumsi tapi tidak dikonsumsi karena berbagai alasan dan terbuang atau jadi sampah pangan. Food waste terjadi di tingkat konsumsi. 

ambil secukupnya, habiskan makanan, cegah food waste

Dikutip dari Kompas, menurut Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, MSc., CFS.,Vice Chairperson of CODEX Alimentarius Commission; “Food waste ini sering berhubungan dengan kebiasaan dan perilaku konsumen dalam menilai dan menghargai pangan,” jelas Purwiyatno.

Dimanakah umumnya makanan terbuang atau limbah makanan terjadi?

Makanan atau bahan makanan bisa dibuang atau terbuang sepanjang proses pengadaan dan distribusi pasokan pangan, misalnya dari pertanian atau perkebunan, kapal-kapal nelayan, di pasar, di toko, restoran, warung dan juga rumah tangga.

Macam-macam food waste atau sampah makanan (makanan terbuang)

Contoh food waste termasuk makanan segar ataupun kemasan yang tak laku di pasar, toko-toko retail atau sisa potongan bahan makanan dari restoran, kafe, warung, toko buah, bahan sisa dari fasilitas pemrosesan makanan dan minuman kemasan dan bisa juga sampah makanan rumah tangga.

Apa penyebab umum food waste di kalangan rumah tangga dan konsumen umumnya.

Saya pikir sebenarnya tak ada orang yang suka membuang makanan. Namun kadang tanpa sadar atau tanpa sengaja kita melakukannya. Di rumah tangga, paling tidak di rumah saya dan rumah beberapa orang yang saya kenal, penyebab food waste paling sering adalah cara penyimpanan yang tidak tepat, makanan yang sudah dimasak tapi tak dimakan atau makanan dibeli tapi tak termakan dan makanan yang tersisa di piring makan.

Selain itu konsumen rumah tangga termasuk saya dulu, kalau membeli sesuatu  itu hampir selalu “memandang  rupa”. Kalau bentuknya kurang bagus, kurang menarik, biasanya kurang diminati bahkan tidak laku.

Kalau menghadapi makanan, sayuran dan buah-buahan yang terlihat sedikit jelek atau kecoklatan pasti dilewati. Selain itu bahan makanan dengan tanggal kadaluarsa yang mepet biasanya juga tak dilirik, kecuali mungkin sedang diskon besar-besaran, mungkin malah bisa memicu menumpuk makanan yang tak perlu.

Soal tanggal kadaluarasa pada makanan ini kerap membingungkan. Seringkali makanan terbuang karena saya tidak yakin mengenai tanggal kadaluarsa yang tak lagi jelas terlihat di kemasan, kadang juga ragu apa itu yang dimaksud dengan tanggal best before, sell-by, atau use-by.

Biasanya makanan dengan tanggal kadaluarsa yang bikin bingung itu lantas berakhir di tempat sampah. Daripada sakit, begitu umumnya pikiran saya dan kebanyakan orang yang saya kenal. 

Padahal kalau tulisan tanggal masih tertera jelas, dan bisa memahami dengan baik arti penulisan label makanan, mungkin tak sampai perlu dibuang menjadi sampah makanan hanya karena ragu-ragu.

Tapi sebenarnya, kenapa sih food waste itu penting banget sampai harus dibahas panjang lebar? Ini 6 alasan food waste harus kita cegah.

  1. Semua orang butuh makanan, tapi tak semua orang mendapatkannya dengan cukup. PBB memperkirakan bahwa 1 dari 9 orang di dunia tak memiliki akses ke makanan yang cukup untuk hidup dengan sehat. Lebih banyak orang yang meninggal karena kelaparan dibandingkan gabungan jumlah orang yang meninggal karena menderita AIDS, malaria dan TBC.
  2.  Food waste adalah pemborosan air. Air yang sudah digunakan untuk pengadaan dan pemrosesannya terbuang percuma karena akhirnya makanan yang diproduksi tak terkonsumsi tapi cuma jadi limbah. Padahal air sangat penting bagi kehidupan dan tak seharusnya dipakai dengan sia-sia.
  3.  Food waste menciptakan gas berbahaya, karena ketika makanan terbuang menjadi limbah dan memenuhi tempat pembuangan sampah akan membusuk dan menimbulkan gas methane. Gas ini 21 kali lebih buruk dari karbondioksida dalam hal efek rumah kaca, memerangkap panas di atmosfir kita. 
  4.  Food waste membuang bahan bakar minyak.
  5. Food waste membuat adanya pemakaian lahan yang sia-sia
  6. Timbunan limbah makanan yang tak terurus bisa mengganggu keanekaragaman hayati.

Nah melihat banyaknya dampak negatif dari makanan yang terbuang menjadi sampah, lalu apa yang bisa kita lakukan?

Berikut 11 cara untuk mengurangi terjadinya makanan terbuang hingga rumah kita bisa bebas sampah makanan

1.  Coba perhatikan, seperti apa biasanya penyebab adanya makanan terbuang ataupun sampah makanan di rumah kita, lalu cobalah menghindarinya.

2.  Ambil atau beli seperlunya. Membuat menu mingguan adalah salah satu cara mengurangi makanan terbuang dan sampah makanan. Rencanakan, catat, dan beli sesuai catatan.

3.   Praktekkan cara berbelanja yang penuh kesadaran. Belilah sayur dan buah yang penampilannya tak terlalu bagus namun masih baik dan layak makan. Ini mencegah makanan layak makan menjadi sampah karena tak laku.

4. Simpan bahan makanan dengan cara yang benar. Jika menyimpan makanan di lemari pendingin semacam kulkas atau freezer sebaiknya tengok secara berkala dan pastikan kondisinya tersimpan dengan baik jika belum digunakan.

5.  Bahan makanan tertentu yang tak terlalu cantik jangan dibuang, masih bisa digunakan dalam resep yang tak memerlukan penampilan bahan makanan, misalnya dibuat sup.

6.  Memanfaatkan makanan sisa. Nah ini jagonya emak emak Indonesia nih. Nasi goreng adalah salah satu contoh memanfaatkan makanan sisa kemarin.

7.  Terapkan Zero waste cooking. Cari cara menggunakan semua bagian dari bahan makanan yang kita beli. Untuk yang satu ini tak perlu repot mikir sebenarnya, karena ada buku-buku resep atau situs web yang membahas mengenai tips memanfaatkan bagian-bagian bahan makanan yang biasanya terbuang, termasuk kulit buah. Misalnya menggunakan kulit jeruk sebagai bahan kue atau permen, atau pisang yang terlalu matang bahkan kulit pisang sebagai bahan kue.

8.  Untuk bagian sayur dan buah yang benar benar tak bisa digunakan lagi, bisa dimanfaatkan sebagai makanan hewan atau kompos.

9.  Kalau punya banyak makanan dan tak yakin bisa menghabiskan, segeralah berbagi makanan. Sekarang banyak cara berbagi, tak melulu harus bawa langsung ke tetangga, bisa juga menyumbangkan makanan atau bertukar makanan. Misalnya melalui gerakan @foodcycleindonesia.

10.Jika membeli makanan pesan antar, bisa memanfaatkan aplikasi seperti Surplus, yang membantu mengurangi potensi makanan terbuang dari berbagai restoran atau kedai. Konsumen dapat harga diskon, penjual bisa mengurangi makanan tak laku yang berpotensi terbuang.

11.Pahami jenis pelabelan makanan seperti best–by, use-by, sell-by.

Untuk poin nomor 7, ada beberapa ide yang mungkin bisa diterapkan terutama bagi yang senang memasak atau berkreasi dengan makanan. Salah satu situs yang membahas makanan, food.com menulis tentang beberapa cara pintar memanfaatkan sisa bahan makanan menjadi makanan lezat. Misalnya:

·       Memanfaatkan ampas juice sayur menjadi burger sayur (belum pernah coba karena saya lebih suka smoothies dibanding juice jadi tak ada ampas tersisa)

·       Membuat pesto dari daun bagian atas wortel ( yang ini pernah saya coba dan rasanya lumayanlah, atau mungkin karena saya aja yang kurang biasa makan pesto, hehe)

·       Menyulap batang cauliflower atau kembang kol menjadi gorengan (belum pernah coba karena tak suka gorengan dan semacamnya, biasanya batang kembang kol saya jadikan bahan sop)

·      Sisa potongan sayur bisa dikumpulkan lalu dijadikan bahan membuat kaldu sayur ( saya belum coba, masih proses mengumpulkan semangat ehh..maksudnya mengumpulkan bahan sisa hehe)

Lalu apa sih manfaatnya mencegah food waste buat kita?

Setelah dewasa, petuah orang tua yang dulu sering saya dengar " habiskan makananmu", kini saya pahami sebagai cara orang tua mengajarkan mencintai diri kita dan juga bumi. 

Dengan menerapkan cara makan dan berbelanja yang berkesadaran dan terencana kita bisa menghemat uang. Lantas bisa mengurangi emisi gas methane dari tempat pembuangan sampah sehingga mengurangi jejak karbon kita. 

Juga menghemat energi dan sumber daya, mencegah polusi yang terkait dengan proses penanaman, pembuatan, pengiriman dan penjualan makanan, termasuk nantinya proses mengumpulkan sampah makanan terbuang dan memprosesnya di tempat pembuangan akhir.

Nah siapa coba yang tak mau lebih menghemat pengeluaran sekaligus melindungi bumi? Apalagi gaya hidup minim sampah makanan bisa dilakukan dengan relatif cukup mudah, hanya dengan mengubah kebiasaan makan dan berbelanja serta memanfaatkan pangan dengan lebih terencana dan kreatif.

 

Referensi

https://www.un.org/en/chronicle/article/losing-25000-hunger-every-day diakses tanggal 25/05/2021

https://www.kompas.com/food/read/2020/10/10/171100375/apa-bedanya-food-loss-dan-food-waste-limbah-makanan-yang-jadi-masalah?page=all diakses tanggal 25/05/2021

https://www.food.com/ideas/cooking-with-scraps-6561 diakses tanggal 25/05/2021

https://diskapang.ntbprov.go.id/detailpost/apa-itu-food-losses-dan-food-waste  diakses tanggal 25/05/2021

 

Pesiarsiar
Yumi, tukang pesiar yang suka menulis, membaca, menonton film dan bikin video. Potterhead garis keras. Alumni kampus biru Yogyakarta. Sekarang tinggal di Jakarta. Kemana-mana kalau bisa lebih pilih naik kereta. Suka warna senja.

Related Posts

2 komentar

  1. Dikeluarga saya, semua sisa makanan selalu dimanfaatkan semaksimal mgkn, hahahahah, terimakasih kak sudah membantu memberikan tips agar makanan tidak terbuang2 percuma

    BalasHapus
  2. Bagus dong kaks, selalu habisin makanan. Asal jangan ngembat piring sebelah aja ya #ehh

    BalasHapus

Posting Komentar