Kali ini saya mau cerita tentang waktu liburan yang dihabiskan di hotel sambil memandangi hujan. Pengalaman saat saya bersama keluarga menginap di hotel Park 5 di Jakarta Selatan. Lokasi hotel ini cukup dekat dengan mall tempat nongkrong asyik Cilandak Town Square, jaraknya hanya sekitar 1 kilometer. Kalau dari stasiun MRT Fatmawati, jaraknya sekitar 2 kilometer.
Letak hotel Park 5 agak nyempil menurut saya yang jarang main ke daerah Cilandak dan sekitarnya. Memang jalan depan hotel relatif besar dan dilewati angkot. Tapi lumayan jauh dari jalan utama.
Karena saat tiba di hotel hari masih cukup pagi dan belum bisa masuk kamar, saya sempat jalan-jalan sepanjang jalan raya di samping kiri dan kanan hotel, siapa tahu ada yang menarik. Tapi tampaknya tak ada tempat nongkrong yang lain disitu. Hanya rumah-rumah warga. Atau mungkin ada, cuma tak kelihatan aja oleh saya.
Waktu kami menginap dulu, musim hujan belum benar-benar usai. Pertama kali kami menginap
di Park 5 itu, kami memilih kamar superior di lantai 3 dengan satu tempat
tidur besar. Interior dalam kamar bernuansa moderen dengan unsur kayu yang
dominan dipadukan dengan unsur besi pada lemari yang berbentuk rak terbuka.Nuansa kayu ini memberi kesan hangat dan natural pada suasana kamar.
Kamar kami cukup besar, ada semacam pantry kecil, meja makan, meja tv dan kursi di depan tv.
Balkon kamar cukup luas, bisa untuk duduk minum teh jika mau mengeluarkan kursi dari kamar. Pagar besi balkon diberi tanaman rambat yang memberi kesan segar dan alami. Saya waktu itu saking santainya sampai sempat menghabiskan waktu beberapa puluh menit hanya duduk memperhatikan semut-semut hitam, yang sibuk lalu lalang diantara dedaunan di pagar besi balkon.
Tapi lantas hujan turun dengan derasnya jadi saya lalu terpaksa “ngamar” lagi dan melanjutkan melamun sambil memandangi hujan dari balik kaca pintu balkon kamar. Sementara yang lain nonton TV atau rebahan sambil membaca.
Tahu tidak, situs The Guardian pernah mengulas tentang bagaimana cuaca itu berpengaruh pada mood manusia. The Guardian yang mengutip beberapa studi, menyebut bahwa hujan deras bisa memicu lapar. Karena ketika langit mendung atau sinar matahari terhalang awan, hormon serotonin di tubuh manusia menurun, yang lalu meningkatkan dorongan kuat rasa ingin makan karbohidrat serta membuat kita merasa lapar.
Jadi, karena terlalu lama bengong memandangi hujan, akhirnya saya jadi ingin memesan makanan dari room service untuk kami semua. Mata saya langsung memindai harga makanan di menu room service, mencari yang berkisar 30-50 ribu. Tak lama kemudian jus alpukat, pisang goreng dan milkshake datang membuat kami kegirangan macam dapat lotre. Rasa makanannya cukup enak. Saya suka jus alpukatnya yang kental dan tak terlalu banyak campuran.
Kali kedua menginap di hotel Park 5, kami memilih kamar dengan dua tempat tidur di lantai bawah. Yang lumayan unik adalah kamar mandinya yang bersebelahan dengan tempat tidur. Sebagian dindingnya terbuat dari kaca bening tembus pandang. Jadi kalau mau mandi, harus ditutup dulu kacanya.
Letak kamar ini persis di pinggir kolam renang. Cita-citanya supaya bisa langsung nyebur setelah selesai unpcaking barang bawaan. Apa daya sore itu hujan lagi-lagi turun. Akhirnya kami putar haluan, beralih pergi ke ruang gym hotel yang juga terletak di pinggir kolam renang.
Meski tak terlalu besar, isi gym hotel Park 5 cukup lengkap, ada banyak peralatan yang bisa digunakan. Sambil lari-lari di dalam gym, melalui dinding kaca bening di gym saya memandangi hujan yang terlihat turun deras diluar, sambil berharap esok paginya akan cerah tanpa hujan.
Paginya saat kami mengambil sarapan, hujan lagi-lagi turun. Di ruang makan dan lounge hotel yang cozy dengan alunan lagu-lagu pop melow, jendela-jendela kaca sepanjang dinding dan setinggi langit-langit membuat saya leluasa memandangi hujan. Ada studi yang menyebut bahwa suara tampias hujan menghasilkan pink noise, semacam suara statis dengan gelombang tertentu yang menurunkan aktivitas otak dan membuat kita jadi lebih tenang.
Kalau pada saya, tenang itu sama dengan melamun, sampai tak sadar sudah menumpuk makanan terlalu banyak di piring untuk ukuran sarapan. Semuanya masuk ke piring. Jenis makanan yang tersedia standar seperti di hotel umumnya, ada buah, kue-kue, sereal, susu dan jus serta makanan berat. Oh well, kan lagi hujan. Studi yang saya ceritakan di beberapa paragraf sebelum ini menyebut kalau hujan deras menurunkan serotonin yang berakibat kita lapar. Wajar dong kalau lantas jadi pengen makan banyak? Hahaha.
Karena niat berenang terhadang cuaca, kami lantas menghabiskan waktu cukup lama di pagi itu untuk mengunyah sarapan di ruang makan yang terletak di sebelah lobi hotel. Kunyah 32 kali untuk setiap suapan, sambil bercengkrama dan sesekali (lagi-lagi!) melamun memandangi hujan yang mereda.
Selesai sarapan, hujan sudah benar-benar berhenti. Kami langsung bergegas menuju ke kolam renang hotel. Kolamnya tak terlalu besar dan dikelilingi sejumlah kamar dengan pintu akses langsung ke kolam. Jadi sebenarnya kalau semua tamu di kamar-kamar tersebut sama-sama keluar dan berenang, mungkin kolam akan langsung penuh orang.
Untungnya saat itu lumayan sepi. Mungkin karena bukan hari libur. Atau mungkin karena habis hujan. Hanya ada 3 orang termasuk kami yang berenang saat itu. Serasa kolam renang pribadi deh.
Habis berenang, meski tinggal mengayun dua langkah sudah berada di dalam kamar, tapi gak enak dong masuk kamar dengan basah kuyup. Jadi masuk dulu ke ruang bilas dan toilet di samping kolam renang.
Ada dua ruang terpisah, untuk pria dan wanita. Ruangannya bagus dan bersih, mungkin karena masih terhitung baru. Atau karena belum ada yang “mampir” di ruangan tersebut pagi itu. Mungkin juga karena memang ini keharusan hotel yang selalu menjaga kebersihan dan kesegaran ruang umum semacam ini. Entahlah. Yang jelas ruangannya nyaman.
Para staf hotel selama kami menginap, dari satpam sampai ke staf yang mengantarkan pesanan makanan room service semuanya ramah. Secara keseluruhan selama dua kali di waktu berbeda menginap di hotel Park 5 Cilandak, semuanya memberikan kesan yang baik dan menyenangkan buat kami. Rasanya seperti berada di rumah sendiri, apalalagi saat menggunakan kamar superior yang berada di lantai 3 dengan balkon dan pantry kecil. Sangat cocok untuk keluarga kecil seperti kami.
Ah nyaman juga ya nginep disana. Pencahayaan kamarnya juga bagus dan kamarnya juga lumayan. Asyik buat staucation
BalasHapusIya rasanya homey di hotel ini.
BalasHapusPisang goreng harganya nyampe 30rb 50rb ya gan, mahal juga tuh 😅
BalasHapusIya nihh gara-gara ujaan terpaksa beli yang dari hotel. Harusnya beli soto aja hehe
Hapus